Selasa, 17 Desember 2013

Peserta Padati Workshop Perempuan Dalam Hukum Perkawinan

workshop
WARTA - Seru dan ramai. Itulah suasana yang terasa di Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pontianak dalam kegiatan workshop yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Wanita (PSW) STAIN Pontianak (11/12). Workshop ini dikoordinatori oleh ketua PSW, Cucu, M. Ag.



“Kegiatan ini seru. Kalau tak seru tak mungkin pesertanya meludak ampe` keluar.” Ujar Syihabudin, mahasiswa Tarbiyah, semester satu, PAI.

Workshop ini telah dipersiapkan selama dua minggu dan tidak ada kendala. Mengangkat tema ‘Cerdas Memilih, Menuju Keluarga Bahagia’. Tema tersebut mampu menarik dan membangun semangat peserta.
Workshop ini bertujuan agar para mahasiswa tahu dan melek atas hukum perkawinan. Banyak sekali masyarakat yang tidak paham dalam hukum perkawinan. Sehingga banyak terjadinya praktek nikah sirri dan lain sebagainya.

Pusat Studi Wanita (PSW) STAIN Pontianak berharap agar mahasiswa dan mahasiswi STAIN Pontianak cerdas dalam menanggapi fenomena-fenomena terjadi akhir ini. Terlebih pada kasus yang berhubungan dengan hukum perkawinan.

 “Saya sempat merasa pesimis. Takut peserta tidak datang. Alhamdulillah pada kenyataannya dari pukul 07.30 WIB, satu-persatu peserta datang dan akhirnya ramai. Bahkan melebihi kapasitas kursi yang ada di dalam ruangan.” ungkap Fitri Kusumayanti, M.Si.

Peserta yang tidak kebagian kursi, mereka ikhlas duduk lesehan dilantai demi mengikuti workshop tersebut. Jumlah peserta tidak dibatasi. Ada yang dari semester 1, 2 dan tiga. Dari  Jurusan Dakwah, Syariah dan Tarbiyah.

Menghadirkan dua pemateri yang mantap dan asyik. Pemateri pertama, Dr. Hj Lailial Muhtifah, M. Pd. Beliau merupakan seorang aktivis perempuan sekaligus dosen di STAIN Pontianak. Pemateri kedua adalah Sukardi, MA. Beliau pakar hukum, dosen Fakultas Syariah STAIN Pontianak. Beliau juga berkecimpung di pusat bagian hukum kantor agama Kalimantan Barat (Kalbar).

“Setelah mengikuti workshop ini, Saya menjadi semakin semangat untuk memperbaiki diri agar menjadi wanita ideal. Lebih mengerti arti sebuah pernikahan. Mendapat pengetahuan dan pelajaran tentang menghargai suami serta membina rumah tangga yang selamat dan bahagia dunia akhirat.” tutur Siti Novi, Mahasiswa Prodi PAI semester pertama.

Menurutnya, pernikahan bukan suatu hubungan yang bersifat main-main. Pernikahan adalah hubungan yang butuh banyak pertimbangan. Hal itu demi kebahagiaan serta kesuksesan dalam rumah tangga.” terangnya pada salah satu reporter Warta Sepekan.

Wanita yang akrab disapa Bunda Fitri berharap, semoga workshop ini bisa membuat mahasiswa tidak bodoh. Khususnya yang perempuan. Agar tidak mudah mengikuti bujuk rayuan laki-laki dan tidak tergoda dengan iming-iming sesuatu yang merugikan mereka kelak. Sedangkan untuk para pria, agar bisa lebih menghargai perempuan. (Sukardi)

0 komentar:

Posting Komentar