Mahasiswa Sekolah Tinggi
Islam Negeri (STAIN) Pontianak, Jurusan Syari`ah, Ekonomi Islam (EI), kelas B
semester satu melakukan kuliah, Kamis (12/12). Mata kuliah saat itu adalah Ilmu
Kalam. Kuliah ini diampu oleh Abdul Mukti, MA.
“Ajaran dasar pertama,Tuhan selalu melakukan
perbuatan baik dan tidak pernah melakukan perbuatan buruk. Kedua, seluruh
perbuatan manusia adalah dasar perbuatan manusia itu sendiri. Ketiga,
tanggung jawab.” jelas Abdul
Mukti, MA tentang prinsip tauhid. Setelah menjelaskan
prinsip tauhid, beliau juga mengutarakan konsekuensi dari ajaran dasar
tersebut. Salah satu contoh yang diambil adalah mengenai peristiwa bintaro yang
mengakibatkan korban nyawa.
Menurut beliau, secara
kasat mata peristiwa tersebut dapat disimpulkan terjadi murni adalah sebuah
teguran atau cobaan dari Allah SWT kepada hambanya. Secara jelas, kecelakaan
itu terjadi karena keteledoran seorang supir yang mengantuk. Namun menurut beliau, dibalik peristiwa
tersebut, manusia sebagai umat Islam haruslah bisa mengambil sikap dan
bertanggung jawab untuk memperbaiki
kesalahannya agar tidak mengulagi
kesalahan yang sama.
“Sebenarnya, sebuah perdebatan mengenai pedapat
Muktazilah bukanlah kebutuhan untuk masa
kini.
Mungkin
sangat dibutuhkan di orde lama. Yang terpenting saat ini adalah bagaimana mahasiswa
bisa berpikir secara terkonsep untuk membawa diri dari kehidupan yang bisa
menghasilkan manfaat.
Memperkenalkan
sesuatu yang baru dan memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru.” Terang pria itu saat diperkuliahannya.
Berdebat haruslah fokus pada pendapat. Baik cara
berpikir, berbicara dan menulis. “Lebih
baik membicarakan seseorang yang diam bagai batu, dari pada membicarakan orang
lain yang bersikap aneh. Karena orang yang berpikir besar, bicaranya jelek. Tapi
orang yang menulis, bisa menghebohkan segalanya dengan tulisannya.” tambah
beliau.
Sebelum menutup
kuliahnya, beliau memberi kata hikmah pada para mahasiswanya. Katanya, “carilah
kekuatan anda.
berdebatlah dengan bawa otak, bukan bawa pentungan. Karena fungsi dari
perdebatan bukanlah untuk mencari solusi semata. Namun, juga untuk
mengembangkan pola pikir agar lebih mendekatkan diri kepada allah SWT.”
Kuliah ini berlangsung selama satu jam. Dimulai pada pukul 09.15 dan berakhir pada pukul 10.30. Dosen dan mahasiswa pun
meninggalkan kelas. (Asyura)
0 komentar:
Posting Komentar