Minggu, 10 November 2013

Cerita Saat Pengukuhan

pengukuhanlpm2013
Dimulai dari kegiatan Pekan Oktober, kami pengurus LPM STAIN Pontianak memulai agenda kami untuk memberi pelatihan jurnalistik bagi CAGA (Calon Anggota) LPM. Tanggal 02 November 2013 menjadikan moment yang penting bagi kami sebagai pengurus LPM angkatan “Spirit”. Mengapa tidak? Pada hari ini dan tanggal ini kami sebagai pengurus mengadakan pengukuhan bagi anggota baru yang kami beri nama CAGA (Calon Anggota). Moment yang kami tunggu-tunggu.

Pagi hari aku melangkahkan kaki dari rumah menuju STAIN Pontianak dengan mengucap “bismillah” dengan mengharap kegiatan ini berjalan lancar. Ketika sampai di Kampus ternyata aku sedikit terlambat karena teman-teman telah berkumpul, setelah menyimpan perlengkapan yang aku bawa, aku pun langsung bergabung dengan teman-teman.

Di dalam kegiatan ini aku dan teman-teman sebagai jurnalis kampus yaitu wartawan ingin mewujudkan cita-cita kami yang selama ini menjadi keinginan yaitu mengrekrut anggota LPM yang professional, berkualitas, berintelektual dan berkomitmen yang paling utama.

Dengan adanya pengukuhan yang diselenggarakan selama dua hari ini kami banyak memberi materi kepada calon anggota diantaranya berita, opini, profil, artikel yang menjadikan pengantar untuk mereka sebagai wartawan kampus. Kami berharap dengan diadakannya pengukuhan ini mereka lebih siap untuk menjadi wartawan kampus yang kami harapkan. Tidak hanya kami sebagai pengurus yang menyelenggarakan kegiatan ini tetapi senior-senior LPM juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan ini. Pemateri-pemateri yang kami hadirkan juga dari senior LPM itu sendiri tujuan kami menjadikan senior sebagai pemateri itu sendiri agar calon anggota baru lebih kenal dekat dengan senior LPM.

Kegiatan demi kegiatan telah kami laksanakan dari sholat bersama hingga makan bersama. Rangkaian acara dan kegiatan juga berjalan lancar. Ya… bisa dikatakan kegiatan ini tidak mengecewakan dan sangat membanggakan senior kami. Contohnya salah satu senior kami yaitu bang Sahirul Hakim yang juga berprofesi sebagai wartawan ia bangga kepada kami. Sangat bangganya ia kepada kami, dia mengirim pesan lewat BB kepada salah satu senior kami yaitu bang Holi.

Dalam kegiatan ini juga kami ingin membuktikan bahwa kami bisa. Mungkin dalam kegiatan ini aku sebagai panitia merasa sangat merepotkan teman-teman dan senior. Mengapa tidak? Karena tubuhku yang kurang fit sehingga aku jatuh pingsan dua kali. Tujuanku tidak ingin merepotkan tetapi dengan aku pingsan ternyata merepotkan. Mungkin ini bisa aku jadikan pengalaman dan pelajaran agar aku berpikir lebih dewasa lagi dan tidak egois.

Kehadiran senior-senior LPM lah yang membuat aku senang dan bangga. Mengapa tidak? Karena senior LPM banyak yang hadir dan ketua LPM tiga angkatan juga hadir. Wah aku tambah semangat dan senang berada di UKM LPM ini. Sebenarnya ketika aku pingsan di malam hari itu, aku sudah tidak kuat lagi dengan kambuhnya penyakitku ini, rasanya aku ingin pulang dan cepat minum obat. Ketika aku pingsan aku teringat dengan obat-obatku yang lupa ku bawa, pasti ibu ku sedang ngomel-ngomel di rumah melihat aku lupa membawa obat, ya itulah aku. Remaja yang sakit-sakitan, apakah penyakitku ini bisa sembuh ya Allah. Ya sudah lupakan tentang penyakitku ini kita kembali ke LPM. Tetapi aku terus untuk bertahan dan tidak ingin mengecewakan teman-teman dan seniorku. Akibat dari pingsan aku tidak menikmati jalannya kegiatan. Tapi ya sudahlah, dengan aku ada dan hadirnya senior dalam kegiatan ini sudah membuatku senang.

Ternyata kegiatan ini menguras tenaga sehingga capek dan letih hinggap di tubuhku dan teman-teman. Tetapi itu semua kami hilangkan demi berlangsungnya kegiatan ini agar tetap berjalan lancar. Mungkin bisa dikatakan kami sebagai panitia satu hari tidak tidur sehingga capek dan lelah mendera kami. Sekitar jam sepuluh malam CAGA kami suruh tidur tetapi kami sebagai panitia tidak tidur dan mempersiapkan kegiatan kami di malam harinya. Kami pun merangkai kegiatan di malam hari. Sekitar jam sepuluh sampai setengah dua malam kami rapat untuk kegiatan kami selanjutnya. Kegiatan itu kami laksanakan di RUSUNAWA (Rumah Susun Mahasiswa), jebakan demi jebakan kami buat untuk mereka.

Sekitar jam dua malam kami membangunkan CAGA untuk melakukan kegiatan yang selanjutnya. Ya… pastinya mereka letih, capek dan dalam keadaan yang ngantuk berat. Tetapi menurutku itu semua tidak sebanding dengan wartawan yang sesungguhnya. Bagiku mendapatkan aidikat bagi seorang wartawan tidaklah mudah dan penuh perjuangan.

Pertama mereka harus mencari aidikat yaitu lambang bahwa mereka adalah wartawan kampus, mereka mencari itu hanya dengan sebuah lilin yang ada di tangan mereka dan dengan suara-suara aneh yang kami buat sebagai jebakan bagi mereka. Sekitar dua jam mereka mencari aidikat itu. Ternyata dua jam ada juga yang tidak mendapatkan aidikat mereka. Ya… wajarlah dalam keadaan gelap dan gedung yang besar mereka harus mencari barang yang kecil.

Ketika di situlah permainan kami mulai. Permainan yang kami rancang semaksimal mungkin, yaitu marah-marah dengan calon anggota. Ya… setiap tahunnya ini sudah menjadi tradisi tersendiri bagi LPM ketika pengukuhan. Menurut saya dengan marah dan membentak calon anggota menjadikan mereka anggota yang kuat, disiplin dan bertanggung jawab dengan apa yang mereka lakukan. Ternyata yang marah dan membentak itu adalah tugasnya seorang senior.

Di sini kami selalu mencari kesalahan-kesalahan anggota. Ya… bisa dikatakan anggota yang sekarang ini kurang jeli adanya. Bisa ku sebutkan itu, yang pertama mereka tidak tau 9 elemen jurnalistik padahal kami sudah memberi materi itu. Kedua mereka juga belum bisa membuat berita. Ya… menurutku wajarlah mereka belum bisa. Toh materi yang kami berikan masih sangat sedikit walaupun kami sudah memberi pembekalan bagi mereka. Aku teringat akan kata-kata dari salah satu senior LPM yaitu bang Sumirzan mengatakan “Kami saja yang belajar berita selama tiga semester belum bisa, apalagi yang belajar hanya satu bulan”.

Kita lewatkan cerita itu. Cerita selanjutnya…. Aku tidak menyangka kalau senior-senior sangat galak-galak dalam pengukuhan ini. Mereka marah dan membentak para anggota baru. Waaah salut deh buat senior. Apalagi yang namanya kak Aini, walaupun tubuhnya yang kecil tapi ketika ia membentak caga takut juga ya. Saya teringat akan katanya yang membentak caga “Kalian serius ndak sih masuk LPM ni? Kalau tak serius bagus keluar mulai dari sekarang. Cari aidikat kayak gini jak tak bise, ape jak yang kalian bise? Wartawan kox kyak gini… wah setuju deh buat kak Aini. Lanjutkan kak.he

Tidak hanya kak Aini yang membentak seperti itu tetapi bang Sumirzan dan bang Anwar juga tidak mau kalah. Kalau kata-kata dari bang Sumirzan yang saya tau beliau mengatakan seperti ini ni “Kalian ni, hanya di suruh mencari aidikat jak tak bise. Kalian ni udah enak, dimasakkan same panitia. Kurang ape agiklah panitianya. Kalian bisa tidur, kami panitia ndak ade yang tidur. Cobe kalian pikirkan siape yang lebih capek? Caga pun menjawab “Panitia”. Wah besar deh kepala panitia tu. Ya.. emang capek sih sebenarnya satu hari gak ada istirahat.

Kalau bang Anwar “Kalau kalian ndak sanggup untuk bergabung di LPM ni, bagus kalian keluar dari sekarang. Jangan nanti udah di kukuhkan baru keluar, yang ada di LPM ni orangnya yang berkomitmen. Bukan kayak kalian yang di suruh cari aidikat jak tak bise. Ributlah, tak serius.” Dengan bentakannya ada salah satu caga yang menyerahkan aidikatnya dan tidak sanggup untuk bergabung di LPM. Ya… menurut saya wajarlah apabila mereka gak sanggup dibentak sih. Tapi salut deh buat senior-senior yang sudah bekerja sama dengan panitia untuk menjalankan tugas yang satu ini. Tapi sayang salah satu senior kami bang Ahmad Fauzi tidak hadir karena beliau ketiduran, mungkin keletihan yang membuat ia tidak sadar ketika dibangunkan oleh salah satu panitia.

Setelah marah dan membentak itu menghabiskan waktu yang cukup lama, sehingga adzan subuh itu terdengar. Akhirnya, kami memutuskan untuk break sebentar sholat subuh. Setelah sholat kami lanjutkan lagi untuk menentukan game yang akan kami lakukan. Mungkin di sinilah bisa kami katakan banyak selisih paham dan pendapat diantara kami. Ya… maklumlah manusia perbedaan pendapat itu hal yang biasa.

Setelah bermusyawarah akhirnya kami mengadakan game di kampus. Game kami buat seseru mungkin agar ketua kami Slamet Funata tidak bersikeras melakukan game di luar. Banyak game yang kami buat untuk membuat tim lebih kompak dan semakin dekat. Salut deh buat teman-teman dan senior yang telah membuat game kekompakan itu.

Setelah berakhirnya game itu, banyak cerita dan kisah kami keluarkan selama kegiatan ini berlangsung. Dari yang mulai minta maaf hingga curhatan hatinya. Ya… mungkin bisa dikatakan aku (Suma) banyak salah dikegiatan ini yaitu merepotkan teman-teman dan senior, memarahkan caga. Ya… aku minta maaf deh kawan, aku janji tidak akan mengulangi kesalahan ku lagi..hehe

Waktunya ikrar janji. Ya… inilah yang aku dan teman-teman tunggu karena moment ini membuat kami angkatan spirit memiliki anggota yang bertambah banyak. Angkatan baru ini diberi nama angkatan “Petualang” ya keren sih namanya tapi takutnya mereka berpetualang terus dan tidak sampai ke puncaknya.he. Kata orang dulu nama merupakan tingkah laku atau doa dari nama itu sendiri..haha

Untungnya aku dan teman-teman diberi nama angkatan “Spirit” jadi setiap langkah dan kerja kami selalu semangat. Itulah nama yang diberikan oleh bang Anwar ketika kami angkatan spirit di kukuhkan. Terima kasih deh untuk bang Anwar yang sudah memberi kami angkatan spirit. Sampai kapanpun langkah kami tetap spirit bang. Doakan aja ya.

Semoga dengan adanya pengukuhan dan ikrar janji ini mereka yang sudah dikukuhkan tidak ingkar janji dan siap bergabung membawa LPM ke depannya lebih baik lagi. Bagi senior kami mengharapkan kalian bisa membantu kami dan bekerjasama dan terima kasih untuk senior-senior yang telah membantu kami dalam pengukuhan. Semoga dengan adanya anggota baru yang lebih banyak ini, ke depannya membawa LPM lebih baik lagi. Semoga program kerja yang telah di pleningkan bisa terlaksana. Amiiin   

Penulis: Sumama (Suma)

0 komentar:

Posting Komentar