Rabu, 18 Desember 2013

Pentingnya Menjaga Lisan

Diantara kenikmatan yang sangat besar diberikan oleh Allah SWT kepada manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah dengan sebaik-baiknya bentuk yaitu lisan. Dengan lisan seseorang akan diangkat derajatnya oleh Allah SWT kepada derajat yang lebih tinggi.

Namun dengan lisan pula seseorang bisa menjadi orang yang sangat dimurkai oleh Alllah SWT. Dalam hal ini Allah SWT pernah berfiman Di dalam Al-qur’an surah Ash-shaff: 2-3 yang artinya :
“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kebencian disisi Allah apabila kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerja-kan.”

Ayat diatas memberikan peringatan yang jelas kepada orang-orang yang beriman untuk berhati-hati tatkala menyampaikan suatu siraman rohani kepada orang lain. Karena boleh jadi kita sendirilah yang akan merasakan akibatnya. Jika ingin mengetahui makna iman sebenarnya maka kita lihat dari pengertian secara bahasa dahulu.

Di dalam kamus besar bahasa arab iman berarti mempercayai, meyakini, dan semacamnya. Maka dari itu berarti yang dimaksud orang yang beriman disini adalah orang-orang meyakini bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Dalam artian jika seseorang telah mengucapkan dua kalimat syahadat maka orang tersebut telah dikatakan beriman.

Nah jika pemahamannya seperti itu maka dapat kita pahami bahwa firman Allah pada surah Ash-shaff: 2-3 ini ditujukan kepada semua umat islam. Bukan yang seperti pemahaman orang-orang zaman sekarang yang mengatakan bahwa ayat itu hanya ditujukan kepada orang-orang alim. Sementara orang-orang awam tidak dibebankan dengan ayat itu. Pemahaman itu terjadi karena pemahaman mereka tentang iman ini hanya terfokus kepada orang alim saja.

Mengenai pentuingnya menjaga mulut ini, Baginda Rasulullah SAW pernah menjelaskan dalam hadisnya yang artinya : “Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hen-daklah berkata baik atau hendaklah diam” Hadis ini juga sebenarnya memberikan penegasan juga kepada umat islam untuk menjaga lisannya. Jika kita tidak bisa untuk berkata yang baik maka perintah Baginda Rasulluh SAW ke-pada kita yaitu diam.

Hingga dalam kitab Tankihul Qoul juga diterangkan bahhwa : “diamnya orang berilmu itu cacat dan ucapannya itu hiasan. Sedangkan ucapan orang bodoh itu cacat dan diamnya itu adalah hiasan. Maka dari pada itu sangat perlu bagi kita untuk berfikir dahulu sebelum berbicara. Apa dampak positif dan apa dampak negatifnya dari isi dari pembicaraan yang akan kita lontarkan. Wallahu a’lam bis shawab. (Jumaidi)

0 komentar:

Posting Komentar